Pada tanggal 9 April 2002 , Biro Pos Niuafo’ou telah menerbitkan perangko seri fauna yang dilindungi, Malau Megapodius. Perangko tersebut terdiri dari 4 perangko tunggal dengan nominal 15c, 70c, 90c, $ 2.50 dan satu lembar souvenir yang berbentuk telur yang sedang menetas dan terdiri dari 2 perangko tunggal dengan nominal 90c, $ 2.50.
Malau (Megapodius Pritchard-ardli) hanya hidup di pulau kecil terisolasi Niuafo'ou ( North Tonga) di kepulauan Tonga. Karena isolasi dan sifat vulkanik pulau ada kekhawatiran beberapa untuk masa depan spesies ini.
Malau adalah burung jenis Megapode berukuran sedang , berwarna cokelat dan abu-abu . Malau adalah satu-satunya dari beberapa jenis Megapode yang awalnya ditemukan di barat daya Pasifik dan telah bertahan 3.000 tahun selama era kolonisasi manusia serta merupakan jenis Megapode terkecil di dunia. Malau hidup di habitat hutan yang terletak di daerah bertebing curam dekat lereng kawah ataupun danau di Niuafo’ou
Malau meletakkan telurnya hanya di tempat-tempat tertentu. Hal inilah yang membuat pencari telur secara mudah tempat ditemukan.Beberapa ada yang berbeda sehingga pencari telur sukar untuk mendapatkannya.
Telur nya berwarna cokelat muda dalam bintik-bintik warna putih , kadang kadang tersebar.Ukuran telur rata-rata sekitar tiga inci panjangnya dengan diameter sekitar satu setengah inci. Berbentuk bulat di kedua ujung agak seperti bola rugby.
Mereka menggunakan lapisan endapan pasir yang panas hasil letusan gunung berapi untuk inkubasi.
Burung-burung Malau tidak punah oleh manusia karena manusia kesulitan dalam mencapai lokasi sarang mereka. Malau hanya diambil oleh manusia di sekitar sarang mereka umumnya menjalani hidup yang relatif tanpa gangguan.
Populasi saat ini berkisar 400-800 burung dan cenderung berkurang karena hilangnya habitat akibat letusan gunung berapi , pengambilan telur oleh pengumpul untuk dimakan serta adanya predator pendatang seperti kucing.
Burung Malau cenderung bergerak dengan berjalan, sesekali menggunakan sayap nya sebagai bantuan dalam memanjat lereng curam. Kalau sedang menuruni tebing Malau kadang-kadang akan meluncur tanpa mengepakkan sayap.
Burung Malau menghabiskan banyak waktu untuk mencari makanan dengan menggaruk dengan kaki mereka di daun dan serasah hutan. Burung-burung Malau tidak mudah didekati di alam liar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar