Selasa, 09 Oktober 2012

Tragelaphus spekii (Sitatunga)

 

Pos Burundi bekerja sama dengan organisasi WWF telah menerbitkan perangko seri fauna yang terlindungi pada tanggal 8 November 2004.   Perangko yang diterbitkan sebanyak 4 buah yang menampilkan spesies Sitatunga (Tragelaphus spekii) yang terancam punah di daratan Afrika terutama di negara Burundi.

 

Sitatunga (Tragelaphus spekii) adalah  Kijang rawa yang  ditemukan di seluruh Afrika Tengah, berpusat  pada Republik Demokratik Kongo, Kamerun  dan bagian dari Sudan Selatan.

Kemungkinan Sitatunga (Tragelaphus spekii) sebelumnya  ditemukan  sepanjang aliran air di seluruh hutan dataran rendah daerah  Afrika Barat dan Tengah  menjauh sampai  ke  pelosok   rawa di daerah sabana Afrika bagian Tengah, Timur dan  Selatan.

Sekarang langka dan hanya lokal ditemukan di Afrika Barat, tetapi tetap meluas dan  umumnya di hutan Afrika Tengah dan di beberapa  rawa dalam sabana Tengah, Timur dan Afrika Selatan. Mereka sekarang telah punah di Niger dan mungkin Togo, namun telah dikonfirmasi sebagai masih bertahan di Ghana.

 

Sitatunga tingginya  sekitar satu setengah meter sampai di  bahu. Sitatunga memiliki mantel tahan air yang berwarna coklat tua pada jantan dan coklat kemerahan pada betina . Kedua jenis kelamin memiliki garis-garis putih dan bintik-bintik serta bercak-bercak putih di wajahnya.

Kukunya panjang dan tipis untuk menangani habitat berawa Situtunga itu. Situtunga jantan memiliki surai serta tanduk, yang memutar dan bisa mencapai hampir satu meter panjangnya.

 

Sitatunga  hidup di rawa-rawa dan  merupakan   perenang yang sangat baik. Mereka  memerlukan  air di rawa rawa  untuk menghindari predator seperti macan tutul atau anjing liar, berbaring terendam di kolam dengan hanya lubang hidung mereka di atas permukaan. Mereka crepuscular meskipun mereka juga agak aktif di malam hari.  

Sitatunga bisa soliter,  yang betina  cenderung untuk tetap pada kelompoknya, sementara  sebagian besar jantan  menjadi  soliter setelah kawin.

 

Hilangnya habitat  merupakan ancaman utama bagi kegigihan masa depan Sitatunga. Kehilangan yang terus meningkat dari lahan-basah (wet land) di seluruh jangkauan habitat mereka telah memotong jalur penyebaran populasi  dan banyak yang menjadi terisolasi.

Sitatunga rentan terhadap perubahan jangka panjang di permukaan air karena hal ini akan mengubah struktur vegetasi, yang pada gilirannya sangat menentukan distribusi dan keberadaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar